Assalaamu’alaikum wr.wb.
Segala puji hanya untuk Allah swt semata. Sholawat dan salam senantiasa kita sampaikan kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia.
Cemas. Itulah yang kita rasakan kalau kita melihat anak-anak hasil pendidikan saat ini. Anak-anak itu memang menjadi anak-anak yang berani, percaya diri, spontan dan kreatif. Namun pada saat yang sama anak-anak itu mulai kehilangan ketawadhu’an, percaya dan hormat pada guru, sayang pada yang muda dan hormat kepada yang tua, istiqomah, sabar dan karakter-karakter utama yang akan mengantarkannya semakin dekat kepada Allah. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi ?
Bagaimana pun ilmu itu tidak bebas nilai. Apa yang kita ajarkan kepada anak, secara otomatis membawa nilai-nilai yang dikandungnya. Nilai-nilai inilah yang akan mempengaruhi dan membentuk akal, jiwa dan perilaku anak, karena pada dasarnya seseorang itu akan berbicara dan berbuat sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya. Kita tahu bahwa konsep-konsep dan praktik pendidikan yang ada saat ini sebagian besar – kalau tidak bisa dikatakan semuanya – berasal dari Barat. Ini tidak berarti kita anti terhadap semua yang datang dari Barat. Proses penyerapan ilmu adalah seperti proses metabolisme tubuh. Tidak semua yang masuk ke dalam tubuh kita serap, namun juga tidak semuanya kita tolak. Menyerap atau menolak semuanya itu hanya akan menyebabkan kematian. Yang benar adalah menyerap yang baik dan membuang yang tidak berguna. Masalahnya adalah, bagaimana kita dapat menapis nilai-nilai asing jika nilai-nilai milik kita sendiri, yaitu Islam, tidak kita pahami dengan benar ? Bagaimana kita bisa menentukan sesuatu itu baik atau buruk, membahagiakan atau merugikan, jika kita sendiri tidak memahami konsep baik-buruk, bahagia-merugi menurut Islam ?
Sejak awal lembaga pendidikan ini memang berkomitmen untuk menerapkan konsep dan praktik pendidikan Islam dalam semua aspeknya. Institusi ini berusaha mengekspresikan kehadiran Islam : yaitu atmosfer ketenangan yang di dalamnya melahirkan pemikiran-pemikiran yang brilian dan mulia ; di sana hiruk-pikuk kehidupan yang sekuler yang penuh dengan kekhawatiran tidak memiliki ruang ; di dalamnya pula penyelidikan-penyelidikan ilmiah di antara bangunan-bangunan yang ada diwujudkan.
Hal utama yang membedakan antara Pendidikan Berbasis Tauhid dengan pendidikan yang ada adalah penanaman adab. Pendidikan sebagai ta’dib (penanaman adab ) adalah proses pendidikan yang bukan hanya mengajarkan ilmu yang ada di buku namun juga sikap, tatacara, kesopanan, kebaikan dan pengabdian sehingga seseorang menjadi siap lahir batin untuk menerima pemberian Allah swt.
Adab ini mencakup:
- Pengenalan dan pengakuan mengenai tempat sesuatu secara benar dan tepat
- Pencapaian kualitas-kualitas, sifat-sifat dan perilaku yang baik untuk mendisiplinkan pikiran dan jiwa
- Penonjolan tingkah laku yang benar dan tepat sebagai kebalikan dari tingkah laku yang salah dan tidak sesuai
Adab ini diterapkan dalam seluruh kurikulum yang diajarkan – baik kurikulum dari Diknas maupun dari Pesantren – dan dalam seluruh kegiatan siswa. Pemahaman dan penerapan adab yang benar selanjutnya akan mengantarkan seseorang untuk bertauhid dengan benar. Karena itulah pendidikan ini disebut dengan Pendidikan Berbasis Tauhid.
Wassalaamu’alaimum wr.wb.