SYUKUR DAN SABAR, HADAPI VIRUS COVD-19 SAAT INI
Virus covid-19 sudah membersamai kita di bumi selama setengah tahun terakhir. Dampak yang dirasakan masyarakat sangat banyak di berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, pendidikan, psikis dan sosial. Di tiga bulan pertama dampak ekonomi yang pada awalnya menjadi perbincangan dimana-mana dikarenakan pandemi ini mampu menghentikan roda perekonomian secara global. Tidak hanya di Negara kita namun seluruh Negara di belahan dunia. Hal ini memicu kebangkrutan beberapa perusahaan dari berbagai dunia pula. Contoh konkretnya adalah perusahaan yang konsen di pariwisata, sebagian karyawannya harus dirumahkan karena tidak ada pemasukan sama sekali.
Dampak kedua adalah dampak pendidikan, yang sangat mengganggu proses transformasi ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik. Hal ini di karenakan lembaga-lembaga pendidikan tidak semuanya siap menghadapi situasi darurat ini. Sehingga sangat signifikan proses pembelajaran tidak bisa berjalan baik. Lembaga-lembaga pendidikan di haruskan melakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ yang notabene semua pihak tidak memiliki kesiapan baik perangkat pembelajarannya, pendidik, peserta didik dan wali murid. Proses peyesuaian yang berjalan lambat ini, memunculkan berbagai masalah baru di dunia pendidikan. Sehingga kebiajakan pemerintahpun berusaha memberikan fasilitas terbaik agar Pembelajaran jarak Jauh ini berjalan dengan baik.
Selanjutnya dampak itu meluas yakni dampak psikis. Psikis beberapa orang terganggu baik orang-orang yang terkena PHK di tempat kerjanya, atau pelaku pendidikan yakni pendidik, peserta didik dan wali murid. Salah satu dampak psikis ini di lihat dari indeks perceraian yang semakin tinggi, para wali murid merasa berat mendampingi belajar anaknya dirumah yang memicu kemarahan. Kejadian yang sangat fatal adalah adanya pembunuhan terhadap anak sekolah dasar yang di lakukan orang tuannya sendiri. Masalahnya padahal sangat sepele yakni anaknya di ajari tidak kunjung bisa memahami materi pelajaran.
Sangat iris, melihat dan mendengar berita yang sangat menghentakan hati dan pikiran. Semuanya itu atas dampak lanjutan adanya Virus Covid-19. Kemudian peserta didik juga sudah merasa bosan dan penat atas pembejaran jarak jauh ini. Akhlak dan Budi Pekerti mereka sudah tidak dapat dikendalikan dan terkesan dibiarkan saja. Mereka pun tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh secara intens. Terkadang waktu mereka terbuang sis-sia untuk bermain game bahkan nongkrong dengan teman-teman mereka. Virus covid-19 ini merusak akhlak dan budi pekerti para penerus generasi bangsa.
Dampak lanjutan adanya Virus Covid-19 ini adalah dampak sosial. Dampak ini menjadi menarik kita bahas karenakan menjadi dampak yang pungkasan. Dampak yang menjadikan kehidupan sosial ini berubah, berbeda kehidupan sosial sebelumnya. Kehidupan sosial di masa pandemi ini terbilang unik, masyarakat diminta untuk mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dan meningkatkan pola hidup sehat. Namun perlu di bicarakan pula terkait kehidupan sosial, anak-anak usia sekolah atau kuliah. Dimana mereka sudah tidak terkontrol dengan baik kehidupan sosialnya. Salah satunya adalah anak-anak sekolah yang seharusnya mengikuti pembelajaran, tak jarang dari mereka malah nongkrong di tempat yang kurang mendukung. Tempat tersebut diantaranya café-café yang menjamur di kota maupun pedesaan, warnet yang buka dari pagi sampai pagi lagi. Hal ini menggangu kehidupan sosial mereka. Dampak sosial ini terkait dengan sikap dan karakter yang terbentuk pada diri mereka masing-masing. Dampak ini bisa terkait hilangnya rasa solidaritas, kebersamaan, gotong royonantar teman, lebih menonjol sifat individulis yang tinggi.
Selanjutnya, bagaimana kita menyikapi dampak tersebut di atas yang kemungkinan besar kita termasuk orang yang terdampak baik secara ekonomi, pendidikan, psikis dan sosial?. Ada tiga kunci sikap kita dalam menghadapi dampak yang ada, di antaranya pertama Keimanan yakni menguatakan keyakinan bahwa eksistensi Virus Covid-19 ini merupakan makhluk Sang Maha Pencipta. Dimana makhluk ini bekerja atas perintah Sang Maha Pencipta, sehingga dengan keyakinan ini akan menjadikan kita seseorang yang kuat dan tangguh karenakan sandarannya Iman kepada Sang Maha Pencipta. Kedua adalah Syari’ah yakni menguatkan ikhtiar kita, berusaha keras menjaga protokol kesehatan, menjalani pola hidup sehat dan berpikiran positif.
Ketiga adalah menambah kesyukuran kita kepada Sang Maha Pencipta bahwa Sang Maha Pencipta mengutus makhluk ini ada maksud dan tujuan yang hendak disampaikan kepada ciptaanNya di bumi ini. Rasa syukur kita tumbuhkan dalam diri kita bahwa adanya virus ini, menjadikan kita lebih dekat kepada Sang Maha Pencipta. Terjalin komunikasi anak dengan orang tua dengan baik karenakan seringnya antara anak dan orang tua memiliki aktifitas yang berbeda , sehingga tidak memungkinkan bertemu setiap hari. Adanya virus ini, kita dipaksa untuk berdiam diri dirumah dengan keluarga, disitulah terjalin bonding yang kuat antara anak dengan orang tua.
Sabar atas ketentuan Sang Maha Pencipta, bagian terpenting dalam kita menghadapi keadaan seperti ini. Dikarenakan di dalam kesabaran ada harapan yang besar bahwa pandemi akan berangsur-angsur hilang dari muka bumi ini. Dengan sabar pula menjadikan kita manusia yang tahan uji atas ujian dan cobaan Sang Maha pencipta, yang seterusnya akan meningkatkan derajat kehambaan kita dihadapan Sang Maha Pencipta.
Ketika 3 kunci tersebut bisa kita lakukan, maka kita akan lebih tenang dan tenteram menghadapi situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Lebih dalam lagi yakni kita akan lulus ujian dari Sang Maha Pencipta, sehingga derajat kita diangkat oleh Sang Maha Pencipta lebih tinggi dam mulia. Bahkan segala urusan kita akan dipermudah oleh Sang Maha Pencipta. Oleh karena kita hadapi situasi dan kondisi ini dengan penuh kesyukuran dan kesabaran kepada Allah SWT. (Penulis : Insan Dhoif).
Next