Sinar Radiasi tak Mengurangi Bakti Kami untuk Negeri
Di tengah pandemi covid 19 ini semua lini pendidikan di haruskan untuk WFH, ada sebagian sekolah yang tetap memberlakukan masuk ke sekolah meski dengan sistem shift atau piket. Hal ini tentu mempunyai tujuan agar para pendidik anak bangsa ini tidak loyo dan kehilangan semangatnya untuk berjuang di jalan pendidikan ini.
Inovasi setiap sekolah dalam menyikapi pembelajaran daring (on line) ini sungguh membutuhkan kerja keras berbeda dengan pembelajaran luring (tatap muka). Banyak sekali kendala yang ada baik itu intern maupun ekstern yang ada, sekolah perlu mempertimbangkan psikis murid dan orang tua yang mendampingi pembelajaran anak-anak di rumah, perangkat dan kuota sebagai sarana penunjang juga menjadi pertimbangan.
Kebijakan atau aturan dalam pembelajaran online ini pun acap kali berganti-ganti dengan hasil evaluasi yang sudah dilakukan dengan tujuan pembelajaran dua arah terlaksana dengan apik. Dunia Maya lah yang sekarang mendominasi dan masuk dalam dunia nyata kita semua.
Seorang pendidik di tuntut untuk memberikan materi dengan sangat baik untuk setiap peserta didiknya. Mulai dengan aplikasi berbayar maupun aplikasi-aplikasi pendukung lainnya, baik WFH maupun di sekolah.
Mulailah pembelajaran daring (online) dilakukan oleh semua guru untuk memperoleh pembelajaran 2 arah yang mengena, meski kurang maksimal dalam hal memahamkan materi peserta didik. Bisa di prosantese sekitar 60% saja, tapi itu tetap dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan amanah sebagai pengajar dan pendidik.
Tepat tengah hari kepala pusing dan perut rasanya mual akibat melototi gadget yang kita gunakan, bahkan ada yang sampai muntah-muntah karenanya. Karena radiasi sendiri adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi ini bisa menyebabkan saraf-saraf yang ada di kepala, otak, wajah, menjadi tegang, hingga aliran darah tak tersalurkan dengan baik. Dengan begitu tubuh akan mudah merasa lelah, gelisah, hingga merusak kualitas tidur. Bahkan, dengan kualitas tidur yang buruk, bisa juga memicu insomnia dan penyakit lainnya.
Hal itu tidak menyurutkan langkah untuk tetap mengabdi demi anak bangsa, dan jauh dari itu semua ada niat yang dalam untuk selalu menebar kebaikan dan manfaat. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya” (HR. Thabrani).
Dalam Surat Az Zukhruf Ayat 32, Allah Azzawajalla berfirman, “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Ayat ini juga sebagai pendorong kami para pendidik untuk dapat optimal menjalankan amanahnya, memberikan semampu kami, dan berusaha menjadi bagian dari kebaikan melalui dunia pendidikan. Karena dari sini lah calon-calon pemimpin negeri ini lahir, pejuang-pejuang tangguh hadir, dan Al Fatih-Al Fatih baru muncul dengan mengangkat Panji kemenangan demi tegaknya diinul Islam wal muslimin.
Semoga para pendidik dan pengajar di negeri ini tetap mengepakkan sayapnya di tengah langit yang abu-abu yang kita tidak tahu kapan terangnya.
Ummu Adib, Malang